Girl #1

Hari rabu. Jam sebelas siang waktu setempat. Aku diam duduk tanpa melakukan hal yang lain. Ya tentunya selain bernafas dan berkedip tentunya. Hari ini aku tidak terlalu bersahabat dengannya. Jika aku melakukan hal lain lagi aku takut jika dia akan semakin tidak menyukaiku. Aku tidak ingin itu terjadi. Cukup untukku merasa sebagai pengecut karena tidak berani mengungkapkan perasaan ini padanya. Aku mundur darinya karena aku merasa jika aku adalah seorang pecundang untuk dirinya yang jauh lebih tinggi pengetahuannya di bandingkanku.
Terakhir kali aku melihatnya, ia sedang duduk menyendiri di pojok ruangan sambil mendengarkan musik sekeras-kerasnya dari handphonenya. Aku tidak ingin melihatnya karena aku yakin jika dia akan langsung menangkap basah diriku yang sedang berusaha untuk menjauh darinya sekalipun takkan mungkin untuk tiga tahun sekarang. Pandangan pertamaku yang menyebalkan. Jika tahu akan seperti ini aku tidak akan memulai untuk benar benar jauh hati padanya. Semua kebodohanku yang dulu menjeratku dalam dunia khayalan ini.
Kenapa aku harus berbohong tentangnya. Dan kenapa pula aku sangat takut mendekatinya. Aku juga sadar jika aku seorang pengecut yang selama ini menyia-nyiakan waktu dan perasaannya. Ini semua karena aku jatuh terlalu dalam dan mataku terlalu lama terpejam dalam kegelapan.
Dan karena wanita itu aku gagal menemukan hati dari wanita lain. Yang bisa aku lakuakn hanya menemukan wanita yang lain berharap di sana ada sesosok dirinya. Tapi entah kenapa aku tidak pernah menemukan hal itu. Orang-orang benar, ketika seseorang berbohong maka ia akan menutupi kebohongannya dengan kebohongan lainnya. Aku ingin menutupi kebohonganku padanya dengan berbohong jika aku sudah memiliki yang lain. Sampai suatu hari aku melihat postingannya. Dan aku sadar aku tidak berbohong darinya. Aku terlalu takut, semua ini karena aku terlalu takut.
Aku takut, entah karena takut kehilangannya atau takut di tolak olehnya atau apapun itu. Ku harap jika aku masih memiliki rasa itu. Setiap hari aku melamun bukan karena kesepian, tapi karena aku memikirkan diriku dan dirimu. Aku berpikir apakah aku masih layak memakai kata kita setelah semua kejadian ini? Dan sebenarnya siapa yang alah di antara kita? Mungkin semua kisah cinta tak bisa bersatu, ya?
Semenjak kejadian itu. Memang semenjak kejadian itu bibirku lumpuh setiap kali hendak mengucapkan namamu. I just can talk you 'cause I can't talk your name for now. Maaf jika aku salah atas semua hal ini.
Aku memulai semuanya dengan kebohongan, jadi maaf jika semua perasaan yang aku miliki tak pernah tersampaikan itu karena aku melakukannya dengan salah, aku memulainya dengan salah. Banyaka alasan yang sebenarnya ingin ku sampaikan padamu tapi aku benar-benar tak mampu.
"Lu, aku ingin kau tahu semua ini. Tapi aku tak mampu mengatakannya padamu begitu saja. Jadi ku buat semua ini agar kau tahu alasan kepergianku dan kemana saja aku berlari darimu selama ini."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Boy #3

#VoiceGirlHeartBoy

Girl #3