Boy #4

Beruntungnya itu hanya lamunanku. Drama di dunia fantasiku. Kenangan yang terpaksa harus di akhiri tanpa ending yang pasti.
Itu memang nyata tapi hanya terjadi untuk detik-detik yang berlalu. Dan aku akan kembali ke posisiku yang selama lima tahun mencari seseorang dengan menunggu dan hanya bisa menatap depan rumahnya lewat google maps.
Lima tahun yang lalu. Aku sudah memegang sebuah alat canggih yang ketika itu belum dimiliki oleh siswa mana pun di sekolah. Di alat itu aku memiliki sebuah gambar yang menunjukkan dirimu yang berdiri tepat di depanku. Namun, sayangnya aku harus mencarimu tanpa bukti wujudmu dalam gambar itu. Aku tidak pernah sengaja mendoakannya. Aku hanya menyematkan namanya dalam setiap rindu yang mengebu di hatiku.
Aku sering mengatakan hal itu pada orang-orang jadi wajar jika dia sangat sensitif mendengar aku berbicara hal itu-itu saja. Dia sering melarikan diri keluar. Dan sekarang aku yang sering melakukan itu.
Aku tidak tahu jika sekarang dia sudah melepaskan wanita itu atau tidak. Yang ku tahu semenjak aku dan dia memiliki perasaan yang sama dia sudah menyebutkan dua nama wanita yang asing di telingaku.
Beruntung aku punya seorang mata-mata yang sengaja ku tunjuk untuk mengawasinya di dunia maya sedangkan aku di dunia nyata. Tapi, misi mata-mataku sudah lama selesai.
Drama ini sulit untuk ku tebak. Tapi, seorang temanku pernah berkata jika salah satu di antar aku dan dia pasti akan menyerah. Dan ternyata itu benar.
Aku tidak mau mendengar ucapan itu. Dan aku tidak ingin mengucapkan kalimat itu dalam hati. Tapi, semua ini sudah terjadi.
Aku sudah tidak peduli lagi dengan perasaan ini. Tapi, aku juga tidak bisa berbohong ketika aku merindu.
Aku membuat semua ini karena aku ingin menunjukkan padanya jika aku rapuh ketika merindukannya. Tapi, jika setiap kali aku memposting sesuatu yang berisi sebuah nama atau julukan itu tidak sepenuhnya ada di dunia yang selama ini dia lihat, dunia itu mungkin atau memang hanya bisa aku lihat sendiri. Dunia yang Tuhan ciptakan untuk membuat seseorang berpikir. Berpikir jika dirinya harus berubah secepat mungkin menjadi lebih baik. Dunia yang mungkin juga kau miliki tetapi sangat jauh berbeda dengan dunia yang selama enam belas tahun ini aku miliki. Dan teman-teman yang tak lajim. Kadang aku bertingkah gila. Dan kadang juga dia ikut gila. Namun, dia selalu ingat jika ada diriku yang melihat kegilaannya itu sehingga dia merasa malu seperti daun putri malu.
Selamat besok ksatria malam. Bintang yang selalu bersinar tapi tak pernah menyinari diriku dalam kesendirian. Indah dari jauh dan menghancurkan dari dekat. Dia itu sebuah bintang yang selalu nampak indah dari jauh. Tapi,  jika aku mendekat maka dia akan membutakan mataku dan menghancurkan tubuhku. Dia tak pernah bisa ku capai apalagi ku sentuh. Selalu ada tapi tak pernah bisa selamanya kulihat. Cintanya hanya ada ketika gelap datang. Cintanya hilang ketika aku sadar jika itu hanya mimpi.
Semua ini memang pernah terjadi sebelumnya padaku. Tapi,  hal itu tak pernah menepati janji yang selalu aku harapkan. Karena bersamamu aku tidak bisa berharap. Karena memang aku tidak layak untukmu.
Aku punya sebuah balasan dan alasan untuk menerima rasanya tapi entah kenapa bibir ini tak pernah berkata "Ya". Dan kenapa bibir ini juga harus berbohong tentang rasaku padamu. Apakah dia membaca semua ini? Aku tidak tahu.
Semua ini, takdir aku dan dia untuk tidak berada dalam kisah yang indah. Setiap yang ku perjuangkan hanya akan menambah luka. Aku dan dia seperti mencoba memerahkan birunya langit, hal yang mustahil sangat mustahil dilakukan. Aku tahu semua ini, tapi kenapa aku masih memerjuangkannya.
"Lusiana...!" panggilan itu. Aku membuka mataku. Membawurkan lamunanku. Tidak ada siapapun di sekitarku hanya ada delapan belas meja dan tiga puluh lima kursi yang menemaniku di dalam ruangan. Selalu saja suara itu. Suara dari lima tahun yang lalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Boy #3

#VoiceGirlHeartBoy

Girl #3