Boy #2
Kau tidak pernah jauh dariku. Tapi rohmu terus menjauh dariku. Dan jujur, sejujur-jujurnya aku pernah mempermainkan ucapanku sendiri tentang dirimu. Aku hanya bosan mendengar namamu dengan namaku di ucapkan dalam satu kalimat. Dan orang-orang yakin akan kebohonganmu itu. Aku... Aku... Aku juga ikut membuat kebohongan yang sama seperti yang kau lakukan. Aku hanya mengucapkan satu kalimat yang menjadi doa hingga hari ini. Ucapan itu hanya berupa kalimat sederhana yang ku ucapkan dengan tawa tanpa pemikiran sebelumnya. Kalimat itu "Ku harap dia datang dan menemaniku" hanya itu. Saat itu aku duduk sendiri. Menatap lapangan kosong. Menatap tetesan-tetesan air hujan yang jatuh. Duduk manis sendiri sambil mencoba menghangatkan diri. Hari itu masih terlalu pagi dari jadwal yang ditentukan. Aku menatap layar handphone. Aku sedang mengaktifkan salah satu akun miliku dengan menggunakan Wi-Fi. Hari itu tepat hari ulang tahun temanku. Tadinya kami hanya mengobrol ringan dan bercanda, tap...